Cara Mengatasi Anemia(darah rendah)


Anemia atau kurang darah sudah cukup akrab dengan kita. Gangguan ini bisa menyebabkan munculnya gejala 4 L, yaitu lemah, letih, lesu, dan loyo.

Anemia adalah gejala kekurangan (defisiensi) sel darah merah karena kadar hemoglobin yang rendah. Kekurangan sel darah merah akan membahayakan tubuh. Sebab sel darah merah berfungsi sebagai sarana transportasi zat gizi dan oksigen yang diperlukan pada proses fisiologis dan biokimia dalam setiap jaringan tubuh.

Jadi, bila seseorang terkena anemia, pasokan oksigen ke seluruh tubuhnya akan berkurang. Berbagai akibat fisiologis dan psikologis pun akan muncul.

Tekanan darah cenderung rendah bisa lantaran sudah bawaannya begitu. Jadi sejak kecil memang sudah cenderung lebih rendah dari nilai normal, dan itu tidak bermasalah kalau tidak mengganggu keseharian. Kerugian mereka yang bertekanan darah rendah, lekas letih, dan lemah saja. Keuntungannya berpotensi panjang umur karena tidak dirongrong oleh komplikasi hipertensi terhadap jantung, ginjal, dan otak.

Namun apabila tekanan darah rendah yang baru muncul kemudian, yang tadinya normal, itu yang perlu diwaspadai. Ada sejumlah penyebab, khususnya pada fungsi jantung yang terganggu, yang sering menjadi penyebabnya. Bisa sebab arus listrik jantung yang terganggu, bisa juga sebab kerja jantung lainnya.Untuk memastiannya diperlukan pemeriksaan khusus jantung.

Dengan melakukan koreksi terhadap gangguan fungsi jantung, dengan sendirinya tekanan darah rendah akan menjadi normal kembali. Namun tekanan darah rendah yang sudah bawaan sejak kecil, tak perlu dikoreksi. Kopi bisa membantu meningkatkan tekanan darah rendah. Tentu saja dokter dapat membantu dengan memberikan resep bila tanpa obat tekanan darah yang sudah mengganggu kegiatan sehari-hari perlu diobati. Selama tidak mengganggu, tak perlulah diintervensi obat.

Pada kadar yang normal, jumlah rata - rata sel darah merah/mm pada laki-laki adalah 5.200.000. Sedangkan pada wanita 4.700.000. Apabila seseorang mempunyai jumlah sel darah merah di bawah angka normal tersebut, berarti dia menderita anemia.

Kurang darah bisa terjadi akibat keadaan-keadaan tertentu, seperti kehilangan darah karena luka berat, tindakan operasi, kecelakaan, menstruasi, melahirkan, dan terlalu sering menjadi donor darah.

Selain itu juga bisa karena kerusakan sel darah merah akibat kekurangan gizi, zat beracun atau patogen, faktor keturunan (genesis), serta penyakit Hodgkin atau kanker pada organ penyimpanan serta pembentukan darah seperti hati, limpa, dan sumsum tulang.

Menurunnya jumlah sel darah merah dalam tubuh juga bisa terjadi karena zat gizi besi digunakan untuk kepentingan lain (di luar untuk pembuatan sel darah merah). Hal ini terjadi, misalnya, akibat kekurangan asam lambung, penyakit pada sumsum tulang, kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan atau memproduksi sel-sel darah merah seperti asam folat, vitamin B12, dan lainnya.

Wanita hamil paling rentan terkena anemia. Ketika mengandung, volume darah dalam tubuh meningkat sekitar 50 persen. Ini karena tubuh memerlukan tambahan darah guna mensuplai oksigen dan makanan untuk pertumbuhan janin.

Meningkatnya volume darah mengakibatkan meningkatnya jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah. Selama masa kehamilan, dibutuhkan zat besi sebanyak 800 mg. Dari jumlah itu, 500 mg digunakan untuk pertambahan sel darah merah ibu. Sedangkan sisanya untuk janin dan plasenta.

Jika anemia pada wanita hamil tidak segera diatasi, maka bisa berakibat pada kehamilannya. Si ibu akan mudah pingsan, keguguran, atau proses melahirkan yang lama karena kontraksi yang tidak bagus.

Sedangkan bagi janin, gangguan ini bisa mengakibatkan pertumbuhan terhambat, lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan, atau lahir dengan cadangan zat besi yang kurang.

Untuk mengatasi anemia ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan :

1. Bagi penderita anemia karena kekurangan zat besi, sebaiknya memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti bayam. Juga makanan yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, tomat, mangga, dan sebagainya. Sebab kandungan asam askorbat dalam vitamin C bisa meningkatkan penyerapan zat besi.

2. Sedangkan bagi ibu hamil, sejak sebelum kehamilan maupun selama hamil, sebaiknya memperbanyak mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, asam folat juga vitamin B. Misalnya adalah hati, daging, kuning telur, ikan teri, susu, dan kacang-kacangan seperti tempe dan susu kedelai, serta sayuran berwarna hijau tua.

3. Hindarilah mengonsumsi makanan atau minuman yang menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh. Misalnya kopi

4. Madu adalah penambah darah yang meningkatkan kandungan sel-sel darah. Makin hitam madu makin banyak mengandung mineral.

0 komentar:

Posting Komentar