Di dalam era globalisasi saat ini banyak remaja yang sudah
terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Pergaulan bebas sendiri berarti sudah
tidak ada lagi kontrol antara diri sendiri dan keadaan di sekitarnya. Pergaulan
bebas yang kami bahas disini adalah narkoba, minuman keras dan rokok.
Penyalahgunaan narkoba semakin luas di masyarakat
kita sekarang ini, terutama semakin banyak para remaja yang sifatnya ingin tahu
dan ingin coba-coba. Banyak alasan mengapa mereka terjerumus kedalam bahan
terlarang dan berbahaya ini, tetapi tidak mampu melepaskan diri lagi. Alasannya
mungkin hal ini sudah dianggap sebagai suatu gaya hidup masa kini, dibujuk
orang lain, ingin lari dari masalah yang ada demi merasakan kenikmatan sesaat
dan ketergantungan serta memang tidak ada keinginan untuk berhenti.
Menurut situs kespro dot info, terdapat
jenis-jenis narkoba. Diantaranya terdapat 4 kelompok, yaitu Narkotika terutama
opiat atau candu, Halusinogenik misalnya ganja atau mariyuana, Stimulan
misalnya ekstasi dan shabu-shabu, Depresan misalnya obat penenang.
Masing-masing kelompok mempunyai pengaruh tersendiri terhadap tubuh dan jiwa
penggunanya. Opiat, yang dapat menghasilkan heroin atau putauw menimbulkan
perasaan seperti melayang dan perasaan enak atau senang luar biasa, yang
disebut euforia. Tetapi ketergantungannya sangat tinggi dan dapat menyebabkan
kematian. Mariyuana atau ganja, yang termasuk kelompok halusinogenik, mengakibatkan
timbulnya halusinasi sehingga pengguna tampak senang berkhayal.
Bahan yang tergolong stimulan menimbulkan pengruh
yang bersifat merangsang sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan rangsangan
secara fisik dan psikis. Ekstasi yang tergolong stimulan menyebabkan pengguna
merasa terus bersemangat tinggi, selalu gembira, ingin bergerak terus, sampai
tidak ingin tidur dan makan. Akibatnya dapat sampai menimbulkan kematian.
Sebaliknya bahan yang tergolong depresan menimbulkan pengaruh yang bersifat
menenangkan. Depresan atau yang biasa disebut obat penenang, dibuat secara
ilmiah di laboratorium. Berdasarkan indikasi yang benar, obat ini banyak
digunakan sesuai dengan petunjuk dokter. Dengan obat ini, orang yang merasa
gelisah atau cemas dapat menjadi tenang. Tetapi bila digunakan tidak sesuai
dengan petunjuk dokter, apalagi digunakan dalam dosis yang berlebihan, justru
dapat menimbulkan akibat buruk lainnya.
Akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi
menjadi akibat fisik dan psikis. Beberapa akibat fisik ialah kerusakan otak,
gangguan hati, ginjal, paru-paru dan penularan HIV atau AIDS melalui penggunaan
jarum suntik bergantian. Di Indonesia, beberapa tahun terakhir jumlah kasus HIV
atau AIDS yang melalui penggunaan jarum suntik di kalangan pengguna narkotik
meningkat tajam. Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara penggunaan
narkoba melalui suntikan, misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan
pembuluh darah.
Akibat psikis yang mungkin terjadi adalah sikap
yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar,
kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa.
Penggunaan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan. Ketergantungan terhadap
narkoba ternyata tidak mudah diatasi. Meski cukup banyak remaja yang berjuang
untuk keluar dari ketergantungan narkoba tetapi mereka jatuh kembali. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) telah meluncurkan program substitusi obat dengan
menggunakan metadon. Diharapkan dengan pemberian metadon ini penggunaan narkoba
suntikan dapat dikurangi atau dihentikan. Penggunaan narkoba suntikan sangat
berisiko menularkan penyakit Hepatitis C dan HIV.
Setelah beban fisik pengguna narkoba suntikan dapat diatasi, maka masih ada
beban psikologis dan sosial. Beban psikologis dan sosial ini kadang-kadang
sangat berat, sehingga dapat menyebabkan remaja kembali menggunakan narkoba
suntikan. Oleh karena itu, perlu diwujudkan lingkungan yang mendukung yaitu
keluarga. Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah menggunakan
narkoba di tengah keluarga merupakan dukungan yang sangat berharga.
Bagi remaja yang telah menggunakan narkoba
diperlukan layanan yang terpadu untuk membawa mereka kembali ke tengah
masyarakat. Layanan tersebut memerlukan upaya jangka panjang,tetapi semua upaya
itu patut kita kerjakan karena sebagian masa depan di Indonesia ada di tangan
mereka.
Bahaya pergaulan bebas yang kedua adalah minuman keras, minuman keras adalah
minuman beralkohol yang memabukkan dan haram. Hal itu sudah disepakati oleh
semua pihak. Tetapi ada minuman yang sebelumnya dikenal sebagai minuman halal,
karena ketidaktahuan proses produksi, bisa berubah menjadi haram tanpa
disadari.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan minuman
keras adalah bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Secara umum
ada dua jenis tanaman yang sering dipakai, yaitu perasan buah (jus) dan
biji-bijian meskipun kadang-kadang nira atau tebu juga dipakai untuk minuman
beralkohol tradisional. Perasan buah yang paling banyak digunakan adalah
barley, gandum, hope dan beras.
Dalam pembuatannya bahan-bahan tersebut kemudian di fermentasi. Fermentasi
adalah proses pengolahan yang menggunakan peranan mikroorganisme (jasad renik),
sehingga dihasilkan produk-produk yang di kehendaki. Jasad renik adalah makhluk
hidup yang sangat kecil, sehingga mata biasa tidak mampu melihatnya. Ia hanya
bisa dilihat hanya menggunakan mikroskop.
Lama proses fermentasi itu mempengaruhi jumlah
alkohol yang dihasilkannya. Semakin lama proses fermentasi semakin tinggi
kandungan alkoholnya. Dari perbedaan biji-bijian yang dipakai dan lamanya
fermentasi ini akan menghasilkan jenis minuman keras yang berbeda-beda pula.
Setelah kita kenal khamir atau yeast yang berperan dalam pembuatan minuman
keras ini, sebaiknya kita lebih berhati-hati. Rasulullah sendiri pernah
memperingatkan hal ini dengan mengharamkan perasan anggur yang di simpan lebih
dari 3 hari. Karena kalau sudah lebih dari 3 hari minuman yang tadinya halal
itu telah berubah menjadi haram.
Bahaya pergaulan bebas yang ketiga adalah rokok. Meski semua orang tahu akan
bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan
tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat di tolerir oleh masyarakat.
Hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok.
Hal yang memprihatinkan adalah usia muda mulai merokok. Bila dahulu orang mulai
berani merokok biasanya mulai SMP maka sekarang dapat dijumpai anak-anak SD
kelas 5 sudah mulai banyak yang merokok secara diam-diam.
Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak
bagi kesehatan. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk
kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang
bersifat karsinogenik yang dapat memicu terjadinya kanker. Orang yang merokok
pada dasarnya akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang,
mampu menekan rasa lapar dan menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus
keinginan untuk merokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit
meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin.
Menurut Silvan Tomkins ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan Management of
affect theory , yaitu :
1.Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang
merasakan penambah rasa yang positif.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang
menggunakan rokok untuk mengurangi rasa bila ia marah, cemas, gelisah dan rokok
dianggap sebagai penyelamat. Maka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak
terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok yang adiktif. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis
rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya
berkurang.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama
sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena
benar-benar sudah menjadi kebiasaan rutin.
Salah satu temuan remaja perokok adalah bahwa
anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang
tua tidak begitu memprihatinkan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik.
Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai
sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang.Perilaku merokok
lebih banyak di dapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single
parent).
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin
besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga. Dari fakta tersebut ada
dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh
teman-temannya atau bahka teman-teman remaja yersebut dipengaruhi oleh diri
remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang
menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour,
membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti pada iklan
tersebut.
Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting
untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri
remaja berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu
untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa
atau kebiasaaan keluarga atau orang tua.
Suatu program kampanye anti merokok untuk para
remaja dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar remaja
tidak merokok, dan membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini
dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang
berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Diselenggarakan di
sekolah-sekolah, televisi atau radio.
Agar remaja dapat memahami pesan-pesan tersebut
maka dalam kampanye anti merokok perlu disertai dengan beberapa pelatihan,
yaitu dengan keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk membuat keputusan
sendiri, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan rasa cemas, dan kemampuan
untuk menghadapi tekanan dari kelompok sebaya.
Dengan cara-cara diatas remaja akan diajak untuk dapat memiliki kemampuan dan
kepercayaan diri dalam menolak berbagai godaan untuk merokok, baik yang datang
dari media massa, teman maupun keluarga. Melarang, menghukum ataupun memaksa
remaja untuk tidak merokok hanya akan memberikan dampak yang relatif singkat
karena tidak didasari oleh oleh motivasi remaja tersebut.
http://yhaz-task.blogspot.com/